DAMPAK PERTANIAN TERPADU TERHADAP NILAI SOSIAL, NILAI EKONOMI, DAN NILAI KONSERVASI
Sistem pertanian terpadu adalah satu sistem
yang menggunakan ulang dan mendaur ulang menggunakan tanaman dan hewan sebagai
mitra, menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja. Pertanian
terpadu pada hakekatnya merupakan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan
ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrisi (unsur hara) dan energi terjadi secara
seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang tinggi
dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien.
Dalam
penerapannya, sistem pertanian terpadu memiliki dampak baik berupa dampak
positif maupun dampak negatifnya, antara lain:
1. Dampak
Terhadap Nilai Sosial
Akibat
adanya pertanian terpadu yang menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam
bekerja membuat masyarakat baik itu petani maupun non petani meniru sistem
tersebut. Antara lain adanya terbentuk kelompok usaha tani. Kelompok tersebut
dapat bermanfaat dibandingkan bekerja sendiri karena dapat memperluas pemasaran
hasil, memperoleh informasi pertanian, serta dapat saling bertukar pikiran dan
pengalaman antar sesama anggota.
2. Dampak
Terhadap Nilai Ekonomi
Sistem
usaha tani tradisional sebagian terbukti berkelanjutan, tetapi sistem ini
dipandang terlalu lamban untuk dapat memenuhi perkembangan kebutuhan pangan dan
kebutuhan masyarakat lainnya yang sejalan dengan proses pembangunan dan
kemajuan yang makin cepat.
Setelah
beberapa dekade lalu pernah terjadi revolusi hijau yang menyebabkan adanya
ketergantungan pada impor peralatan, benih serta pemanfaatan input buatan yang
berlebihan dan tidak seimbang sehingga menimbulkan dampak besar terhadap
ekologi dan lingkungan. Selain itu secara tidak langsung input yang digunakan
akan besar.
Maka
sistem pertanian kembali lagi ke sistem terdahulu, namun telah dimodifikasi
dengan memanfaatkan pertanian terpadu sehingga berdampak:
·
Mengurangi ketergantungan kepada input eksternal
yang ditentukan pasar dan subsidi pemerintah
·
Limbah pertanian dapat dimanfaatkan dengan
mengolahnya menjadi biomassa.
·
Hemat energi dan hemat biaya serta
efisiensi usaha
·
Terdapat keseimbangan biologis, musuh ada
kawan sehingga serangan hama tidak begitu banyak, sehingga penggunaan pestisida
dapat diminimalisir
·
Intensifikasi pertanian dengan sistem
tumpangsari sehingga menurunkan kerugian hasil
3. Dampak
Terhadap Nilai Konservasi
Konsep pertanian terpadu ini merupakan upaya
petani dalam memperbaiki sifat tanah dengan penambahan input bahan organik dari
dalam sistem pertanian itu sendiri serta meminimalkan penggunaan zat kimia yang
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Dalam
konteks konservasi, sistem usaha pertanian terpadu mengandung pengertian bahwa
dalam jangka panjang sistem tersebut harus mampu:
·
Mempertahankan kualitas lingkungan dengan
memimalkan kerusakan yang ditimbulkan,
·
Mampu berproduksi, yang cukup dan terhadap
produk yang dihasilkan.
Dalam sistem pertanian terpadu penggunaan
rotasi tanam dan tumpangsari juga cukup penting artinya dalam rangka menjaga
keseimbangan lingkungan dan biodiversitas. Spesies dalam ekosistem menjadi
bervariasi. Dan secara tidak langsung membuat rantai makanan yang tercipta
menjadi banyak.
Comments
Post a Comment