Mekanisme Transpirasi dan Adaptasi Tanaman Terhadap Kekurangan Air
A.
Mekanisme Transpirasi
Secara alamiah tumbuhan mengalami
kehilangan air melalui penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini
disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air
dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan
air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk,
dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan
banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas,
jaringan mesofil yang terdiri atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang
dengan ikatan pembuluh diantara sel epidermis bawah dengan stomata. Transpirasi
dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada
dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan
rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak.
Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar
sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar
sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun.
Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal dari xylem tulang daun yang
selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari
akar.
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar
sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut selama stomata pada
epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada uap air yang keluar menembus
epidermis dan kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar
transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka.
Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel
dengan atmosfer.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada
saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya
CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses
pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap
sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam
gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan Ross, 1995). Loveless (1991) dalam
literaturnya menyebutkan terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat
jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan
fotosintesis tidak dapat terlaksana.
Kalau tekanan uap air di atmosfer lebih
rendah dari rongga antar sel, uap air dari rongga antar sel akan keluar ke
atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi.
§
Skema mekanisme membukanya stomata.
Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl
berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel menaikan pH dalam sel penutup perubahan
enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula menaikkan tekanan osmotic dari
getah sel menaikkan turgor stomata membuka (Pandey dan Sinha, 1983).
Air diserap ke dalam akar secara osmosis
melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air
melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul
air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung
di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar
ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran
tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya
air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan
menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi
dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi
pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam
atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer.
Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula
daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan
membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk
berfotosintesis.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian
atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi
bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman
berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan
tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada
tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan
transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan
dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air
melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada
akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan
kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat
terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini
terus menerus berlanjut.
Proses penguapan air dari sel mesofil daun
biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan
cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar
terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air
akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman Proses transpirasi ini
selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat
mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati karena
terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi,
terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman.
Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air
yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman
dapat terus terjamin.
B.
Adaptasi tanaman terhadap kekurangan air
Banyaknya sekali sifat-sifat yang membantu
tumbuhan untuk meniadakan pengaruh keadaan yang tidak menguntungkan dan sebagai
akibatnya memperluas jangkauan kisaran tempat hidupnya.
1. Adaptasi
morfologi
Sebagai contoh dapat dilihat pada tumbuhan
gurun atau setengah gurun yang mempunya bentuk perakaran yang dalam yang
memungkinkan pengambilan cadangan air di bawah tanah, dan pada rumpun-rumpun
yang terancam rapar di daerah-daerah setengah kering, yang membantu menahan air
bila ada dari sumber-sumber dalam udara (misalnya embun) (Polunin, 1990). Sifat
morfologis lain yang dianggap menyokong kemampuan hidup tanaman di iklim
kering, yaitu : rambut daun, berputarnya daun, penyimpangan air dalam bulb,
umbi dan akar (Fitter dan Hay, 1991).
2. Adaptasi
anatomis
Sebagai contoh suatu tanaman rumput yang
memiliki anatomi daun yang spesifik, dapat mengikat CO2. Stomata tanaman CAM
menutup di siang hari untuk mengurangi kehilangan air akibat transparasi (
Fitter dan Hay, 1991).
3. Adaptasi
Biokimia
Adaptasi biokimia bertujuan untuk
melindungi sel-sel dan jaringan dari kerusakan dan kematian selama keadaan
kering yang berat. Contohnya biji-biji tanaman dari species ephemeral mendukung
(mengandung cukup air) untuk perkecambahannya.
Comments
Post a Comment