Posts

DAMPAK PERTANIAN TERPADU TERHADAP NILAI SOSIAL, NILAI EKONOMI, DAN NILAI KONSERVASI

Image
Sistem pertanian terpadu adalah satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja. Pertanian terpadu pada hakekatnya merupakan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrisi (unsur hara) dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien. Dalam penerapannya, sistem pertanian terpadu memiliki dampak baik berupa dampak positif maupun dampak negatifnya, antara lain: 1.       Dampak Terhadap Nilai Sosial Akibat adanya pertanian terpadu yang menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja membuat masyarakat baik itu petani maupun non petani meniru sistem tersebut. Antara lain adanya terbentuk kelompok usaha tani. Kelompok tersebut dapat bermanfaat dibandingkan bekerja sendiri karena dapat memperluas pemasa

PENGARUH AIR TERHADAP HASIL TANAMAN BESERTA JURNALNYA

Image
PENGARUH AIR TERHADAP HASIL TANAMAN Air merupakan faktor essensial bagi tanaman dan menjadi faktor pembatas bagi tanaman. Kelebihan atau kekurangan air dapat menyebabkan tanaman mengalami titik kritis, di mana tanaman akan mengalami penurunan proses fisiologi dan fotosintesis yang akhirnya mempengaruhi produksi dan kualitas buahnya. Perlakuan periode pemberian air, erat hubungannya dengan tingkat ketersediaan air dalam tanah. Air yang tersedia dalam tanah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman akan semakin baik dengan pertambahan jumlah air. Namun, terdapat batasan maksimum dan minimum dalam jumah air (Desmarina, 2009). Dikutip dari jurnal pertama “PENGARUH BERBAGAI MACAM BAHAN ORGANIK DAN PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)” yang saya dapat, pengaruh air terhadap hasil tanaman sebagai berikut: Dengan faktor pertama frekuensi pemberian air (F) terdiri dari empat taraf, yaitu: F1 = frekuensi pemberian air 1 hari

Definisi, Konsep, Falsafah, dan Istilah dalam PHT

Ada dua istilah yang muncul berkaitan dengan PHT: 1. Integrated Pest Control (IPC) = Pengendalian Hama Terpadu 2. Integrated Pest Management (IPM) = Pengelolaan Hama Terpadu Organisme (hama) dikelola atau di manaje agar tidak menjadi hama atau tidak merugikan pertain secara ekonomis. Organisme itu dikelola secara terpadu. Memahami fafktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan organisme tersebut. Terpadu maksudnya ada lebih dari satu factor yang harus dikendalikan Pengendalian  ketika populasi meningkat, agar tidak terus naik dan untuk menurunkannya dilakukan pengendalian Pengelolaan  sebelum populasi meningkat, maka dilakukan pengelolaan agar populasi tersebut tidak meningkat Cara pengendalian dan pengelolaan mungkin sama. Konsep PHT bukan merupakan hal yang baru baik di Amerika maupun di Indonesia karena praktek pengendalian hama sudah di coba menggunakan pendekatan ekologi dan ekonomi Konsep PHT muncul akibat kesadaran umat manusia akan bahaya pestisida sebagai bahan beracun b

PHT TEKNOLOGI DAN PHT EKOLOGI

Pemahaman Tentang PHT Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, PHT tidak lagi dipandang sebagai teknologi, tetapi telah menjadi suatu konsep dalam penyelesaian masalah lapangan (Kenmore 1996). Waage (1996) menggolongkan konsep PHT ke dalam dua kelompok, yaitu konsep PHT teknologi dan PHT ekologi. Konsep PHT teknologi merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep awal yang dicetuskan oleh Stern et al. (1959), yang kemudian dikembangkan oleh para ahli melalui agenda Earth Summit ke-21 di Rio de Janeiro pada tahun 1992 dan FAO. Tujuan dari PHT teknologi adalah untuk membatasi penggunaan insektisida sintetis dengan memperkenalkan konsep ambang ekonomi sebagai dasar penetapan pengendalian hama. Pendekatan ini mendorong penggantian pestisida kimia dengan teknologi pengendalian alternatif, yang lebih banyak memanfaatkan bahan dan metode hayati, termasuk musuh alami, pestisida hayati, dan feromon. Dengan cara ini, dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan

PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL BUAH TOMAT

PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL BUAH TOMAT Dikutip dari jurnal “Penampilan Beberapa Varietas Tomat Pada dua Kondisi Lingkungan” (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eugenia/article/view/3536) di dapatkan data sebagai berikut: Data : Genotypes (G) : Varietas E (F1 Alista) G1 Varietas F (Permata F1) G2 Environment (E) : Jarak Tanam Tunggal E1 Jarak Tanam Ganda E2 G E G1 G2  S_((E2/E1)) E1 253,89 196,06 57,83 2,42 E2 415,89 275,71 140,18  162 79,65 82,35 S_((G2/G1)) 0,49 Dari Tabel didapatkan hasil: Pengaruh E : Pengaruh E terhadap G1 adalah 162, dengan perlakuan jarak tanam yang berbeda terhadap varietas yang sama didapatkan berat buah yang berbeda, dengan hasil berat buah terberat adalah pada jarak tanam ganda (E2) Pengaruh E terhadap G2 adalah 79,65, dengan perlakuan jarak tanam yang berbeda terhadap varietas yang sama didapatkan berat buah yang berbeda, dengan hasil berat buah terberat adalah pada jarak tanam ganda

Penyakit Hawar Daun Pada Tomat Beserta Gejala dan Pengendaliannya

Image
Tomat merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting di Indonesia. Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans (Mont.) de Bary adalah penyakit yang sangat penting pada tanaman kentang dan tomat di Indonesia (Semangun, 1989). Penyakit ini mempunyai makna sejarah yang penting di Eropa, karena pada periode 1830-1845 telah menimbulkan kerusakan pada pertanaman kentang di Eropa dan Amerika. Kerusakan yang ditimbulkan penyakit tersebut telah menimbulkan kelaparan besar di Irlandia yang mengakibatkan ratusan ribu penduduk meninggal. Peristiwa ini dikenal dalam sejarah sebagai The Great Famine (Romero dan Erwin, 1969; Semangun, 1989). Sejak saat itu, penyakit ini telah menjadi kendala utama produksi kedua komoditas pertanian tersebut di dunia, terutama di daerah yang beriklim sejuk dan lembab (Mehrotra, 1980). Pada kentang, patogen hawar daun mula-mula dideskripsi di Perancis pada tahun 1845 oleh Montagne dan pada tomat oleh Payen tahun 1847. Pada tahun 1876,

Organisme Tanah Berfokus Pada Cacing Tanah

Image
Tanah (bahasa Yunani:  pedon ; bahasa Latin:  solum ) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Sumber:  http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/11/vi-mikroba-dan-kesuburan-tanah.pdf ...... diunduh 23/6/2011 Profil Tanah Organisme tanah memperbaiki struktur tanah Bahan sekresi dari organisme tanah dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi agregate yang lebih besar. Contohnya, bakteri mengeluarkan kotoran yang berbentuk dan bersifat seperti pere