PENGARUH AIR TERHADAP HASIL TANAMAN BESERTA JURNALNYA

PENGARUH AIR TERHADAP HASIL TANAMAN

Air merupakan faktor essensial bagi tanaman dan menjadi faktor pembatas bagi tanaman. Kelebihan atau kekurangan air dapat menyebabkan tanaman mengalami titik kritis, di mana tanaman akan mengalami penurunan proses fisiologi dan fotosintesis yang akhirnya mempengaruhi produksi dan kualitas buahnya. Perlakuan periode pemberian air, erat hubungannya dengan tingkat ketersediaan air dalam tanah. Air yang tersedia dalam tanah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman akan semakin baik dengan pertambahan jumlah air. Namun, terdapat batasan maksimum dan minimum dalam jumah air
(Desmarina, 2009).
Dikutip dari jurnal pertama “PENGARUH BERBAGAI MACAM BAHAN ORGANIK DAN PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)” yang saya dapat, pengaruh air terhadap hasil tanaman sebagai berikut:
Dengan faktor pertama frekuensi pemberian air (F) terdiri dari empat taraf, yaitu: F1 = frekuensi pemberian air 1 hari sekali, F2 = frekuensi pemberian air 2 hari sekali, F3 = frekuensi pemberian air 3 hari sekali, F4 = frekuensi pemberian air 4 hari sekali. Dan factor kedua dosis pupuk kotoran ayam (P).
Didapatkan hasil sebagai berikut :


Berdasarkan pengamatan kadar lengas tanah pada umur 35 HST menunjukkan bahwa perlakuan F1P2 berada pada kapasitas lapang (43 %). Air berfungsi dalam metabolisme, yaitu dalam pembelahan dan pembesaran sel, sehingga bagian-bagian tanaman bertambah besar seperti daun yang bertambah luas dan panjang, juga tinggi tanaman. Proses fotosintesis yang berlangsung dengan baik, akan memacu penimbunan karbohidrat dan protein yang secara langsung akan mempengaruhi bobot basah tanaman


Berdasarkan pengamatan, kadar lengas tanah pada umur 35 HST menunjukkan bahwa perlakuan F1 berada pada kapasitas lapang (40-43 %) sehingga tanaman kailan mendapat suplai air yang baik dari dalam tanah. Tekstur tanah yang disiram air secara rutin setiap hari akan lebih baik untuk perkembangan akar tanaman kailan. Mechram (2006) menjelaskan bahwa Jur.Agroekotek 6 (2) : 188 – 198 188 tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih panjang dari pada tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi, dan diameter akar yang secara langsung akan berpengaruh pada bobot basah akar.
Dari jurnal kedua “PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN DOSIS PUPUK
KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae var. Alboglabra)” didapatkan dengan faktor pemberian air (A) dengan tiga (3) kali ulangan. Adapun macam faktor yang diteliti : Pemberian Air (A) yang terdiri dari dua taraf yaitu : A1 = 100 % Pemberian air. A2 = 50 % Pemberian air dan faktor yang terdiri dari macam bahan organik (B). hasil:



Tabel 3 memberikan hasil bobot basah tanaman terbaik yaitu sebesar 169.310 g. Berat tanaman mencerminkan bertambahnya protoplasma, hal ini terjadi akibat ukuran dan jumlah selnya bertambah. Pertumbuhan protoplasma berlangsung melalui peristiwa metabolisme dimana air, karbon dioksida dan garam-garam anorganik diubah menjadi cadangan makanan dengan adanya proses fotosintesis (Sumarsono, 2007).




DAFTAR PUSTAKA
Desmarina, R. 2009. Respon Tanaman Tomat terhadap Frekuensi dan Taraf Pemberian Air. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor
Andika Fajar Darmawan, Ninuk Herlina, Roedy Soelistyono. 2013. PENGARUH BERBAGAI MACAM BAHAN ORGANIK DAN PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)
Sri Ritawati1, Imas Rohmawati1, Ai Nispatullaila. 2014. PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN DOSIS PUPUK
KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae var. Alboglabra)

Comments

Popular posts from this blog

Penyerapan Air Oleh Tanaman

Faktor Pengendali Iklim Beserta Penjelasannya

Laporan Praktikum Pengenalan Alat-alat Klimatologi